Terimakasih kepada teman-teman yang sudah mempercayakan jasa menghias Seserahan dan Mahar pernikahan pada puji parcel puji parcel 5 Persiapan Anda Menuju Pernikahan | Puji Parcel membuat aneka seserahan untuk Hantaran pernikahan

Selasa, 23 Oktober 2012

5 Persiapan Anda Menuju Pernikahan



Persiapan pernikahan bukan saja harus di siapkan secara pestanya saja tapi juga harus di sertai dengan siap-nya para calon pengantin dalam menghadapi pernikahan yang akan dilakukannya. Persiapan ini tidak kalah pentingnya dengan persiapan pesta yang akan di lakukan, bahkan lebih penting dari pesta itu sendiri.
Persiapan lahir dan batin seorang calon pengantin yang akan menentukan bagaimana jalannya kehidupan setelah pernikahan, bahkan di beberapa daerah untuk persiapan ini terkadang dibuatkan semacam ritual atau upacara tersendiri. Dan biasanya ritual ini berkaitan dengan adat dan istiadat dari sebuah daerah.
Terlepas dari segala ritual yang dilakukan, ada beberapa persiapan yang juga harus dipertimbangkan sebelummemasuki masa pernikahan.
Berikut persiapan yang harus dilakukan:
1. Persiapan Moral dan Spiritual
Kesiapan secara spiritual akan ditandai oleh mantapnya niat dan langkah menuju kehidupan rumah tangga. Jika anda seorang laki-laki, ada kesiapan dalam diri anda untuk bertindak sebagai pimpinan dalam rumah tangga, untuk berfungsi sebagai bapak bagi anak-anak yang nantinya akan lahir dari pernikahan. Ada kesiapan dalam diri anda untuk menanggung segala beban yang disebabkan oleh karena posisi sebagai suami dan bapak.
Jika anda seorang perempuan, harus ada kesiapan dalam diri untuk membuka ruang baru bagi intervensi seorang mitra baru. Kesiapan untuk mengurangi sebagian otoritas atas dirinya sendiri lantaran tunduk pada prinsip syura dan ketaatan pada suami. Kesiapan untuk hamil, menyusui. Kesiapan untuk menanggung beban-beban yang muncul akibat hadirnya anak.
Oleh karena itu sangatlah penting persiapan dalam aspek ini. Dan biasanya hal ini berkaitan dengan ajaran-ajaran dalam agama dan kepercayaan yang di anut. Sisi spiritual yang di olah akan menghasilkan sebuah spiritualitas yang baik pula khususnya dalam menghadapi segala bentuk dari hasil pernikahan itu sendiri.
2. Persiapan Konsepsional
Kesiapan konsepsional akan ditandai dengan dikuasainya berbagai hukum, etika, aturan dan pernak-pernik pernikahan serta kerumahtanggaan. Kadang dijumpai di kalangan masyarakat kita, mereka yang menikah tanpa aturan agama tentang pernikahan dan kerumahtanggaan. Wajar kalau kemudian dalam hidup berumah tangga terjadi berbagai bentuk yang tidak bersesuaian yang disebabkan oleh ketidakmengertian.
Seorang laki-laki dan perempuan harus mengetahui dengan baik dan benar posisi dan peran masing-masing pihak dalam konteks rumah tangga. Apa hak dan kewajiban masing-masing pihak dan juga hak serta kewajiban bersama. Tata krama pergaulan suami istri dalam rumah tangga dan berbagai pengetahuan yang menyebabkan kebaikan sebuah keluarga perlu dimengerti, sehingga belajar dan menyiapkan diri secara konsepsional merupakan suatu keharusan bagi setiap pribadi.
3. Persiapan Fisik
Kesiapan fisik ditandai dengan adanya kesehatan yang memadai sehingga kedua belah pihak akan mampu melaksanakan fungsi diri sebagai suami dan istri dengan optimal. Hal yang amat penting dalam konteks kesehatan ini adalah pada sisi kesehatan reproduksi. Bahwa laki-laki dan perempuan akan mampu melakukan fungsi reproduksi dengan baik. Melakukan pemeriksaan kesehatan kepada ahlinya merupakan satu langkah yang bisa ditempuh menjelang pernikahan. Oleh karena itu diperlukan kebugaran, bukan saja kesehatan, agar bisa senantiasa energik, tidak malas-malasan, tidak mudah lelah, dan senantiasa memiliki vitalitas tinggi. Hidup teratur, makan seimbang dan bergizi, cukup istirahat, olahraga teratur merupakan langkah-langkah untuk menuju kesehatan dan kebugaran fisik.
4. Persiapan Material
Persiapan material sebelum pernikahan dimaksudkan lebih kepada kesiapan pihak laki-laki untuk menafkahi dan kesiapan perempuan untuk mengelola keuangan keluarga. Bukan berapa jumlah tersedianya dana untuk melaksanakan pernikahan. Meskipun kaum perempuan tidak mendapatkan beban kewajiban material, akan tetapi bukan berarti tidak boleh bekerja produktif. Dalam kehidupan sekarang, dimana kebutuhan hidup semakin kompleks, telah banyak dijumpai suami dan istri sama-sama bekerja, sejak mereka belum berumah tangga. Hal seperti ini tidaklah tercela selama mereka berdua saling ikhlas dan memilih pekerjaan halal serta sesuai fitrah masing-masing pihak.
5. Persiapan Sosial
Menikah menyebabkan pelakunya mendapatkan status sosial di tengah masyarakat. Jika sewaktu lajang dia masih menjadi bagian dari keluarga bapak dan ibunya, sehingga belum diperhitungkan dalam kegiatan kemasyarakatan, setelah menikah mereka mulai dihitung sebagai keluarga tersendiri.
Membiasakan diri terlibat dalam kegiatan kemasyarakatan merupakan cara melakukan persiapan sosial. Apabila laki-laki dan perempuan muslim telah mencapai usia dewasa hendaknya mereka mengambil peran sosial di tengah masyarakat sebagai bagian utuh dari cara mereka belajar berinteraksi dalam kemajuan masyarakat. Jika sebelum menikah tidak terbiasa melakukan interaksi sosial seperti ini, biasanya muncul kekagetan ketika telah berumahtangga dengan sejumlah tuntutan sosial yang ada
Di atas hanyalah beberapa persiapan yang bisa di siapkan oleh calon pengantin. Walaupun sebenarnya masih banyak yang harus di persiapkan. Mungkin dalam pernikahan tersebut kita tidak pernah siap secara 100%, walaupun kita merasa telah mempersiapkan dengan sebaik-baiknya. Jadi sangatlah penting rasanya untuk selalu mempertanyakan akan kesiapan diri anda dengan maksud agar anda lebih matang dalam menghadapi sebuah pernikahan.Sumber: wwwharmonipernikahandotcom

0 komentar:

Posting Komentar

Anda Pengunjung yang ke-

Puji Parcel Map

Template by:

Free Blog Templates