Dua puluh empat jam sehari modal yang kita punya untuk
memesan tiket ke surga di langit sana. Padahal surga itu sangat indah dan
tiketnya pun teramat mahal untuk dihitung dengan dinar emas, dirham perak,
dolar, apalagi rupiah yang konsisten melemah. Lalu apa yang bisa kita lakukan
untuk segera mendapatkannya ? Berbondong-bondong memenuhi masjid, majlis dzikr,
majlis ilmu agar mendapatkan segenap keutamaan ilmu dan ibadah ? Ataukah justru
kita bertebaran di bumi Allah untuk mencari rizki sebanyak-banyaknya, lalu dengan
harta itu kita turun ke jalan-jalan untuk menolong sesama, memberi makan yang
kelaparan dan bantuan pada mereka yang membutuhkan sebagai bentuk investasi
kita untuk Akhirat sana ? Ataukah justru kita menggua di mihrab masjid atau
sudut-sudut kamar, meneggelamkan diri dalam lantunan tilawah, dzikr dan
khusyuknya sholat nafilah hingga berurai air mata kita ? Ataukah justru
ketiga-tiganya kita lakukan sekuat mungkin dengan tenaga kita yang terbatas
serta dua puluh empat jam sehari yang kita punya ?
Rasa-rasanya, jika kita nekat melakukan salah satu apalagi semuanya dengan mengambil sebagian besar waktu kita atas nama 'mengejar surga', pasti ada yang terzalimi. Mereka adalah anak istri kita, orang-orang yang berada di sekitar kita dan mencintai kita. Tidak sempat lagi ada canda tawa, ketenangan, apalagi romantis yang bertambah-tambah saat bersama mereka. Bagaimana mungkin kita bisa romantis, sementara kita pulang dan berkumpul dengan keluarga kita dengan energi sisa, membawa sejuta lelah yang tak terhingga. Padahal, romantis membutuhkan energi khusus, perhatian khusus, dan juga alokasi waktu khusus. Setelah cinta itu tumbuh dan romantis mulai berbunga, jangan biarkan layu hanya karena kita sibuk dan tak ada waktu untuk bersenda gurau bersama istri, atas nama berburu tiket ke surga.
Haruslah ada waktu-waktu khusus untuk romantis, dan itu sama sekali di luar sekian agenda ibadah khusus kita yang bertumpuk-tumpuk dalam rangka mengejar surga. Lagi pula, sejak awal bukankah kita sudah meniatkan romantis sebagai salah satu sarana kita mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat ? Hadits di bawah ini akan mengingatkan kita betapa memang ada waktu-waktu khusus dimana kita berhak untuk mengisinya dengan hal-hal romantis bersama istri atau keluarga kita.
Suatu ketika Handzalah al-Asidi curhat pada Abu Bakar As-Shiddiq. Ia sangat risau dan merasa menjadi seorang munafik. Pasalnya, saat berada dalam majlis Rasulullah SAW, Handzalah senantiasa ingat akan surga dan neraka, namun saat kembali ke rumah dan bermain, bercanda dengan anak istri ia kembali lupa akan nasehat-nasehat Rasullah SAW. Uniknya, ternyata Abu Bakar juga mengalami hal yang yang tidak jauh berbeda. Khusyuk di majlis Rasulullah SAW dan kembali biasa saat berada di tengah-tengah keluarga. Akhirnya mereka berdua sepakat mengadukan hal ini pada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam.
Lantas apa komentar beliau tentang kegelisahan dua sahabatnya tersebut ? Marahkah beliau mendengar keluhan tersebut ? Tidak, namun dengan tenang dan yakin, beliau bersabda : “ … Demi zat yang diriku dalam kekuasaannya. Sesungguhnya kalau kamu senantiasa menepati apa yang pernah kamu dengar ketika bersamaku dan juga tekun dalam zikir, niscaya malaikat akan menjabat tanganmu di tempat-tempat tidurmu dan dijalan-jalan kamu. Akan tetapi wahai Hanzhalah, sesaat (begini) dan sesaat (begitu) “ Beliau mengulangi ucapan ini sampai tiga kali. (HR Muslim (8/94) Tirmidzi (2/84) dan Ahmad (2/304))
Nah, ada saat-saat berharga bersama keluarga, anak dan istri, yang harus tetap diagendakan dalam mengisi hari-hari kita. Sesibuk apapun kita dalam mencari rizki-Nya, sekhusyuk apapun ibadah kita, tetap saja ada waktu-waktu khusus untuk merawat romantis Anda berdua. Banyak rangkaian hal romantis yang bisa Anda kerjakan di sela-sela kesibukan Anda dalam beribadah dan bekerja. Hal-hal romantis yang sederhana dan mestinya tidak membutuhkan waktu yang panjang, apalagi biaya yang besar. Sesaat di pagi hari, sesaat di siang hari, demikian seterusnya. Semuanya tersedia bagi Anda, yang sungguh-sungguh ingin merawat romantis sekaligus menjaga cinta Anda berdua. Dunia akan terharu dengan niat tulus suci Anda. Subhanallah
Sumber: www.indonesiaoptimis.com
Rasa-rasanya, jika kita nekat melakukan salah satu apalagi semuanya dengan mengambil sebagian besar waktu kita atas nama 'mengejar surga', pasti ada yang terzalimi. Mereka adalah anak istri kita, orang-orang yang berada di sekitar kita dan mencintai kita. Tidak sempat lagi ada canda tawa, ketenangan, apalagi romantis yang bertambah-tambah saat bersama mereka. Bagaimana mungkin kita bisa romantis, sementara kita pulang dan berkumpul dengan keluarga kita dengan energi sisa, membawa sejuta lelah yang tak terhingga. Padahal, romantis membutuhkan energi khusus, perhatian khusus, dan juga alokasi waktu khusus. Setelah cinta itu tumbuh dan romantis mulai berbunga, jangan biarkan layu hanya karena kita sibuk dan tak ada waktu untuk bersenda gurau bersama istri, atas nama berburu tiket ke surga.
Haruslah ada waktu-waktu khusus untuk romantis, dan itu sama sekali di luar sekian agenda ibadah khusus kita yang bertumpuk-tumpuk dalam rangka mengejar surga. Lagi pula, sejak awal bukankah kita sudah meniatkan romantis sebagai salah satu sarana kita mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat ? Hadits di bawah ini akan mengingatkan kita betapa memang ada waktu-waktu khusus dimana kita berhak untuk mengisinya dengan hal-hal romantis bersama istri atau keluarga kita.
Suatu ketika Handzalah al-Asidi curhat pada Abu Bakar As-Shiddiq. Ia sangat risau dan merasa menjadi seorang munafik. Pasalnya, saat berada dalam majlis Rasulullah SAW, Handzalah senantiasa ingat akan surga dan neraka, namun saat kembali ke rumah dan bermain, bercanda dengan anak istri ia kembali lupa akan nasehat-nasehat Rasullah SAW. Uniknya, ternyata Abu Bakar juga mengalami hal yang yang tidak jauh berbeda. Khusyuk di majlis Rasulullah SAW dan kembali biasa saat berada di tengah-tengah keluarga. Akhirnya mereka berdua sepakat mengadukan hal ini pada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam.
Lantas apa komentar beliau tentang kegelisahan dua sahabatnya tersebut ? Marahkah beliau mendengar keluhan tersebut ? Tidak, namun dengan tenang dan yakin, beliau bersabda : “ … Demi zat yang diriku dalam kekuasaannya. Sesungguhnya kalau kamu senantiasa menepati apa yang pernah kamu dengar ketika bersamaku dan juga tekun dalam zikir, niscaya malaikat akan menjabat tanganmu di tempat-tempat tidurmu dan dijalan-jalan kamu. Akan tetapi wahai Hanzhalah, sesaat (begini) dan sesaat (begitu) “ Beliau mengulangi ucapan ini sampai tiga kali. (HR Muslim (8/94) Tirmidzi (2/84) dan Ahmad (2/304))
Nah, ada saat-saat berharga bersama keluarga, anak dan istri, yang harus tetap diagendakan dalam mengisi hari-hari kita. Sesibuk apapun kita dalam mencari rizki-Nya, sekhusyuk apapun ibadah kita, tetap saja ada waktu-waktu khusus untuk merawat romantis Anda berdua. Banyak rangkaian hal romantis yang bisa Anda kerjakan di sela-sela kesibukan Anda dalam beribadah dan bekerja. Hal-hal romantis yang sederhana dan mestinya tidak membutuhkan waktu yang panjang, apalagi biaya yang besar. Sesaat di pagi hari, sesaat di siang hari, demikian seterusnya. Semuanya tersedia bagi Anda, yang sungguh-sungguh ingin merawat romantis sekaligus menjaga cinta Anda berdua. Dunia akan terharu dengan niat tulus suci Anda. Subhanallah
Sumber: www.indonesiaoptimis.com
0 komentar:
Posting Komentar